Selasa, Ogos 24

Al-Quran: Membentuk Generasi Rabbani

Sumber pokok yang dijadikan rujukan oleh generasi pertama itu ialah Al-Quran, hanya Al-Quran saja. Hadis Rasulullah SAW dan petunjuk-petunjuk beliau adalah semata-mata merupakan penafsiran kepada sumber utama itu. Ketika `Aisyah Radhiallahu'anha ditanya mengenai perilaku dan perjalanan hidup Rasulullah SAW maka beliau menjawab: “Perilaku dan perjalanan hidup beliau [Rasulullah SAW] itu ialah Al-Quran” (Hadis riwayat Nasai)

Hanya Al-Quran sajalah yang menjadi sumber panduan mereka, perjalanan hidup dan gerak-gerik mereka. Ini bukanlah karena umat manusia di zaman itu tidak punya peradaban, tidak punya kebudayaan, tidak punya pelajaran, tidak punya buku karangan dan tidak punya kajian!

Dalil yang terang atas keadaan ini ialah kemurkaan Rasulullah SAW ketika beliau melihat Sayyidina Umar bin Al-Khattab R.A. memegang sehelai kitab Taurat. Melihat keadaan ini beliau pun bersabda: “Demi Allah sekiranya Nabi Musa masih hidup bersama-sama kamu sekarang ini, tidak halal baginya melainkan mesti mengikut ajaranku.” (Hadis riwayat Al-hafidz Abu Ya'la dari Hammad dari Asy-sya'bi dari Jabir)

Yang demikian maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa Rasulullah SAW, bermaksud dan mengarahkan supaya sumber panduan dan pengajaran generasi pertama itu, dalam peringkat pertumbuhan mereka, hanya terbatas kepada kitab Allah (Al-Quran) saja supaya jiwa mereka menyatu dengan programNya yang tunggal itu. Karena itulah beliau murka melihat Umar bin Al-Khattab R.A. mencoba mencari panduan lain selain Al-Quran.

Rasulullah SAW bertujuan membentuk satu generasi yang bersih hatinya, bersih pemikirannya, bersih pandangan hidupnya, bersih perasaannya, dan murnii jalan hidupnya dari unsur lain selain landasan Ilahi yang terkandung dalam Al-Quranul Karim.

Generasi sahabat Rasul menerima panduannya dari sumber yang tunggal. Oleh kerana itulah generasi itu telah berhasil membentuk sejarah gemilang di zamannya. Lalu, apakah yang telah terjadi saat ini?

Memang tak dapat diragukan lagi bahwa bercampur-baurnya sumber panduan itulah yang menjadi faktor utama mengapa generasi berikutnya berlainan sama sekali dari bentuk generasi pertama yang unggul itu.

Mereka, para sahabat Rasulullah di dalam generasi pertama itu, tidak mendekatkan diri mereka dengan Al-Quran dengan tujuan mencari pelajaran dan bahan bacaan. Bukan juga dengan tujuan mencari hiburan dan penglipur lara. Tiada seorang pun dari mereka yang belajar Al-Quran dengan tujuan menambah bekal dan bahan ilmu semata-mata untuk ilmu dan bukan juga dengan maksud menambah bahan ilmu dan akademi untuk mengisi dada mereka saja.

Generasi sahabat mempelajari Al-Quran itu dengan maksud hendak belajar bagaimanakah arahan dan perintah Allah dalam urusan hidup pribadinya dan hidup bermasyarakat. Mereka belajar untuk dilaksanakan dengan segera, seperti seorang perajurit menerima “arahan harian”!

Sikap inilah yang terbentuk: yaitu belajar untuk melaksanakan, yang telah menambah
luasnya lapangan hidup mereka, menambah luasnya ma'rifat dan pengalaman mereka dari ajaran Al-Quran yang tidak mungkin mereka capai kalau sekadar belajar dari Al-Quran dengan tujuan menyelidik dan mengkaji serta membaca saja.

Perasaan belajar untuk melaksanakan ini jugalah yang telah memudahkan mereka bekerja dan meringankan beban mereka yang berat, karena Al-Quran telah menyatu dan menjadi darah daging mereka.

Perasaan ini jugalah yang menjadikan Al-Quran tertanam kuat ke dalam jiwa mereka hingga meresap menjadi panduan dalam gerakan mereka, ia melahirkan pelajaran yang menggerakkan aktivitas, pelajaran yang tidak lagi merupakan teori yang bersarang di dalam kepala manusia dan di halaman kertas dan buku-buku saja. Bahkan ianya menjadi kenyataan yang melahirkan kesan dan peristiwa yang mengubah garisan hidup.

Al-Quran tidak akan memberi dan mencurahkan isi perbendaharaannya kecuali kepada orang yang datang bertumpu kepadanya dengan ruh dan jiwa ini: yaitu ruh dan jiwa ma'rifat yang membuahkan amal dan tindakan.

Al-Quran datang bukan sebagai sebuah buku penglipur lara, bukan sebagai sebuah buku sastera, juga bukan sebagai buku kesenian, sejarah dan novel; ia datang untuk
dijadikan panduan hidup, panduan Ilahi yang tulen; dan Allah SWf sendiri telah
merasmikan Al-Quran ini sebagai garis pemisah di antara hak dan batil.

Firman Allah:
“Dan Al-Quran itu telah Kami bagi-bagikan dia agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dengan lambat dan tenang dan Kami menurunkannya dengan beransur-ansur.” (Al-Isra': 106)

Al-Quran tidak diturunkan sekaligus. Ia diturunkan mengikut keperluan-keperluan yang senantiasa berubah, mengikuti perkembangan fikiran dan pandangan hidup serta perubahan masyarakat. Ia diturunkan mengikuti perkembangan masalah praktis dan fakta kehidupan masyarakat Islam.

Ayat demi ayat diturunkan untuk suasana tertentu dan peristiwa khusus dan untuk
membongkar isi hati manusia; untuk menggambarkan urusan yang mereka hadapi,
dan menggariskan program kerja mereka dalam sesuatu suasana, juga untuk memperbaiki kekhilapan perasaan dan perjalanan hidup, supaya mereka senantiasa
merasa terikat dengan Allah dalam setiap suasana.

Ia diturunkan secara bertahap agar bisa mengajar mereka mengenal Allah SWT melalui sifat-sifatNya dan juga melalui bukti-bukti perkembangan dan perubahan alam. Dengan demikian mereka akan merasakan bahwa diri mereka terus menerus terikat dengan tunduk kepada Allah SWT, terus menerus di bawah perhatian Ilahi.

Ketika itu, mereka merasakan bahwa mereka sedang hidup di bawah pengawasan Allah SWT secara langsung.

Dasar “belajar untuk melaksanakan terus” itu merupakan faktor utama membentuk generasi pertama dahulu, manakala dasar “belajar untuk, dibuat kajian dan penglipurlara” itulah yang merupakan faktor penting yang melahirkan generasi-generasi kemudiannya.

Tidak syak lagi bahwa faktor kedua inilah bukti sebab utama mengapa generasi-generasi yang lain itu berlainan sama sekali dengan generasi pertama, generasi para sahabat Rasulullah SAW.

Di sana ada satu lagi faktor yang mesti diperhatikan dan dicatat benar-benar.
Seorang yang menganut Islam itu sebenarnya telah melepas dirinya dari segala sesuatu di masa lampaunya di alam jahiliyah.

Dia merasakan ketika pertama kali menganut Islam, itulah zaman baru dalam hidupnya; terpisah sejauh-jauhnya dari hidupnya yang lampau di zaman jahiliyah. Sikapnya terhadap segala sesuatu yang berlaku di zaman jahiliyah dahulu ialah
sikap seorang yang sangat berhati-hati dan berwaspada.

Dia merasakan bahwa segala sesuatu di zaman jahiliyah dahulu adalah kotor dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dengan perasaan inilah dia menerima hidayah dan petunjuk Islam yang baru itu dan sekiranya dia didorong oleh nafsunya sesekali, atau sejenak dia merasa tertarik dengan kebiasaannya yang dahulu, atau kalau dia merasa lemah dari menjalankan tugas dan kewajipan keislamannya sesuatu ketika, niscaya dia merasa bersalah dan berdosa.

Dia merasakan dari lubuk hatinya bahwa dia perlu membersihkan dirinya dari apa yang berlaku itu; lalu dia berusaha sedaya upaya mengikuti panduan yang digariskan oleh Al-Quran.

Di sana juga terdapat pemisahan secara total antara zaman lampau seseorang Muslim dalam keadaan jahiliyahnya dengan zaman barunya di dalam Islam, yang akan menimbulkan pula pemisahan secara menyuluruh dalam segenap hubungannya dengan masyarakat jahiliyah.

Kita sekarang sedang berada di tengah-tengah suasana jahiliyah yang serupa dengan suasana jahiliyah yang ada pada zaman kedatangan Islam dahulu. Bahkan, lebih gelap lagi.

Segala sesuatu di sekitar kita ialah jahiliyah konsep hidup manusia sekarang, akidah kepercayaan mereka, adat istiadat dan kebiasan mereka, sumber pelajaran seni dan sastera mereka, peraturan dan undang-undang mereka, hingga banyak perkara yang kita anggap sebagai pelajaran Islam, buku rujukan Islam, falsafah Islam dan pemikiran Islam sebenarnya adalah hasil ciptaan jahiliyah!

Oleh itu, di dalam program gerakan ke-Islaman, kita mesti membebaskan diri di peringkat permulaan, di peringkat taman kanak-kanak lagi, dari berbagai pengaruh jahiliyah yang selalu menghayati kita sekarang.

Kita mesti kembali ke pangkal jalan, kepada sumber yang murni yang telah digali dan ditimba oleh orang-orang sebelum kita; yaitu sumber yang terjamin tidak bercampur baur dengan sumber yang lain.

Kita mesti kembali kepada Al-Quran untuk mendapatkan teori mengenai hakikat wujud seutuhnya dan juga hakikat wujudnya umat manusia dan segala hubungan di antara kedua jenis wujud ini dengan wujud yang hakiki, yaitu wujud Allah SWT.

Dari situlah kita mengambil pandangan terhadap hidup, kita mengambil nilai diri dan akhlak kita, serta kita mengambil panduan dan program pemerintahan, politik, ekonomi dan segala aspek kehidupan kita.

Bila kita kembali kepada Al-Quran, maka kita mestilah kembali berdasarkan kaedah dan dasar “belajar untuk melaksanakan”, bukan dengan kaedah dan dasar belajar untuk sekadar pengetahuan dan menglipur lara.

Kita kembali kepada Al-Quran untuk mengetahui apa yang diinginkan Al-Quran untuk kita lakukan, maka kita lakukan. Dan di dalam perjalanan itu, kita akan bertemu dengan keindahan seni Al-Quran, dengan cerita dan kisah yang heroik dan juga dengan pandangan-pandangan kiamat di dalam Al-Quran, juga dengan logika kesedaran hati nurani di dalam Al-Quran, dan juga dengan semua yang dicari-cari oleh para peneliti...

Ya, kita akan jumpai semuanya itu. Bukan dengan maksud hendak belajar dan menglipur lara tapi dengan tujuan utama hendak mengetahui apakah pekerjaan yang Al-Quran kehendaki untuk kita kerjakan? Apakah konsep umum yang Al-Quran kehendaki untuk kita berkonsep? Bagaimanakah tuntutan Al-Quran mengenai pandangan dan perasaan kita terhadap Allah SWT? Dan bagaimanakah tuntutan Al-Quran mengenai akhlak kita, realitas hidup kita, dan bagaimanakah corak sistem kita di dalam hidup ini?

Kemudian kita mesti membebaskan diri dari kungkungan masyarakat jahiliyah, dari kungkungan konsep jahiliyah, dari adat busuk jahiliyah dan juga dari pimpinan ala
jahiliyah di dalam hidup diri kita sendiri.

Bukanlah tugas kita untuk berkompromi dengan realitas masyarakat jahiliyah sekarang dan bukan untuk tunduk dan menumpahkan kesetiaan kepadanya. Sebab keadaan realitas jahiliyah itu tidak memungkinkan kita berkompromi dengannya sama sekali.

Tugas utama kita ialah mengubah realitas masyarakat ini. Tugas utama kita ialah mencabut realitas jahiliyah itu dari akarya, realitas yang bertentangan dan melanggar secara prinsif dengan aspirasi Islam dan dengan konsep Islam. Realitas yang menghalang kita dengan menggunakan kekerasan dan tekanan dari kita hidup seperti yang dikehendaki oleh program Ilahi.

Langkah pertama di dalam perjalanan kita ialah menghapuskan masyarakat jahiliyah ini, nilai-nilai dan teori-teorinya. Kita tidak boleh melakukan penyesuaian sedikit
pun untuk kemudian berharap bisa mencari irisan di dalamnya. Sekali lagi tidak!

Karena jalan kita adalah berlainan dan bersimpangan dengan jalan jahiliyah. Seandainya kita mencoba berjalan seiring dengannya, walaupun cuma selangkah, niscaya kita kehilangan pedoman dan kita akan meraba dalam kesesatan.

Adalah baik sekali bagi kita untuk tetap menyadari bentuk program dan landasan kita, menyadari tabiat sikap kita dan juga tabiat jalan yang mesti kita lalui untuk keluar dari suasana jahiliyah yang telah dilalui oleh generasi yang agung dan unik itu.

Jumaat, Ogos 20

1 ramadhan: sekembalinya anakanda Sofiyyah ke pangkuan umi dan abi

Salam perjuangan buat teman-teman. Lama tidak perbaharui blog. Atas sebab-sebab yang tidak dapat dielakkan. Akan tetapi alhamdulillah hari ini dapat lagi jari ini mencoret sedikit pekembangan terkini buat mujahidah kami adik Sofiyyatul 'Ulyaa. Juga buat tatapan mak dan bapak sekelurga di Malaysia.

Sekarang sudah pun berada di rumah. Alhamdulillah, perkembangan terkini Sofiyyah sudah mula menggunakan mulut untuk makan dan minum. Susu ibunya sudah mula diminumnya dan insyaALLAH akan berterusan untuk menjamin kesihatannya supaya sihat dan kuat.

Berkat doa dan munajat sahabat-sahabat, anak kami sudah mula bergerak aktif. Semoga kedatangan ramadhan kali ini menambahkan lagi keberkatannya buat keluarga kami disamping kedatangan dam kehadiran cahayamatahati kami Sofiyyatul Ulyaa.

Kepada sahabat-sahabat dan rakan taulan yang nak datang mengziarahi Sofiyyah dipersilakan pada setiap waktu dan ketika, insyaALLAH rumah kami sentiasa terbuka. Hari ini sudah masuk hari ke-36 adik Sofiyyah menjengok alam dunia ini, semoga Sofiyyah sebagai saham berkekalan buat kami apabila kami pulang bertemu ILAHI suatu hari nanti.

InsyaALLAH, kami akan pastikan sumbangan dan sokongan daripada kalian sebelum ini akan kekal abadi pada anak kami. Selebihnya Allah Taala yang berhak membalasnya. Semoga sahutan kami sebelum berumahtangga untuk sama-sama mendirikan rumahtangga muslim tercapai dalam membantu gerak-kerja islam seluruhnya dalam meninggikan kalimahNYA di atas muka bumi ini.

Saya berpegang dengan kata-kata Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat dalam menuju maksud sebenar membangun bersama ISLAM dari segi praktikal:

1) Mendidik, mentarbiah qalbu manusia supaya bertaqwa kepada Allah SWT sejak kecil lagi sampai ke peringkat remaja dan terus kepada meningkat dewasa.

Bayi di atas riba diperdengarkan bismillahir Rahmanir Rahim setiap kali susuan dilakukan. Yang terbaik lagi ibu perlu berwudhuk sebelum susuan dilakukan. Nama Allah, nama al-Rahman, nama al-Rahim, adalah suntikan ajaib untuk mengukir berkat dan qudus ke atas qalbu bayi yang baru mengenali alam dunia. Tidak ada doktor, tidak ada alat canggih yang boleh mengesan seni Asmaul Husna ke atas qalbu bayi.

2) Bila anak memasuki alam persekolahan, guru pula mencambah, membajai benih-benih yang telah ditabur oleh golongan ibu di rumah tadi. Dan bila mereka melepasi alam persekolahan dan memasuki alam pekerjaan, menjadi rakyat, bergerak dalam semua bidang hidup, pihak kerajaan pula menyambung, membimbing, dan melaksana segala benih yang ditabur di rumah, dan di sekolah, supaya ianya berubah dan mendatangkan hasil yang memenuhi kehendak : iman dan taqwa kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ – سورة الأعراف، أية 96

Yang bermaksud : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka segala macam berkat dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Sabtu, Ogos 7

Sekolah HAMIL @ Sekolah Murid Mengandung: Begitu Teruk Pemikiran Pemimpin UMNO/BN

Apabila menggunakan akal semata-mata dalam berpandangan dan membuat keputusan, inilah kesannya buat kita semua. Sehinggakan kes-kes maksiat berlaku pun ada lagi individu nak pertahankan dan nak lihat perkara tidak sihat ini akan terus berlaku.

Hebat cara dan tindakannya..
Nak tubuhkan sekolah bagi mereka-mereka yang hamil. Sediakan guru dan peruntukan buat mereka. Sekali fikir mcm dan baik cadangan tu, akan tetapi apabila lihat lebih jauh ianya akan mendatang masalah yang lebih besar lagi khasnya dalam masalah mendapat anak sebelum berkahwin, anak tidak berbapak, bapak ke manakah ia, anak siapakah ini dan sebagainya timbul tanda tanya.

Tindakan Ketua Menteri Melaka Dato’ Seri Mohd. Ali Rustam yang tetap akan menubuhkan Sekolah Murid Mengandung sebagai tindakan yang ‘kurang cerdik’ dalam usaha membenteras gejala sosial yang semakin menjadi barah di dalam Negara
Malayisa kita.Ini isunya..Cmnalah kehidupan anak-anak kita 10 atau 20 tahun akan datang???

Cadangan Kerajaan Melaka itu harus dilihat dari skop yang luas supaya ia tidak memberi satu pengiktirafan yang memungkinkan berleluasanya kegiatan mungkar ini setelah ruang disediakan bagi mereka melahirkan anak luar nikah.


Kenyataan ini menunjukkan betapa sangat seriusnya isu pelajar perempuan mengandung disebabkan perzinaan dan pengguguran bayi berlaku secara berleluasa di negara.


Kenapa mereka tidak merujuk ISLAM dalam menyelesaikan masalah sosial yang teruk ini? Di manakah alim ulamak dalam kerajaan?? Bersuaralah kalian dalam isu dan masalah ini. Ini masalah ummah. Masalah nak menjaga kesucian Islam daripada dinodai oleh tangan-tangan mereka yang berfikiran sekular. Di mana 40 ulamak UMNO??
Perlu diingatkan bahawa undang-undang Islam dan feqah Islam mampu bagi menangani isu-isu sebegini.


Ini kerja UMNO.Tindakan membenteras gejala ini harus bermula dari bawah. Tetapi kerajaan tidak serius dalam membenteras gejala ini. PLKN contohnya semakin menggalakkan pergaulan bebas dalam ruang lingkup yang semakin luas yang mana kalau dulunya kenalan hanya di sekitar kawasan rumah, dengan menyertai PLKN mereka akan berkenalan dengan mereka yang duduk di luar kawasan atau negeri tempat tinggal mereka. Tambahan pula PLKN tidak menitik beratkan pendidikan agama. Jika dilihat kepada modul latihan pun tiada batas-batas antara lelaki dan perempuan
. Teruk... Hancur masa dapan muda-mudi sekarang. Kalau ikutkan mereka, nak hancurkan masa depan generasi anak muda ini dari sebelum lahir lagi.

Adalah amat malang bagi umat Islam apabila berhadapan dengan isu pembuangan bayi dan mengandung kerana perzinaan tidak ditangani sewajarnya berdasarkan sebab-sebab asal berlakunya masalah ini; seperti pergaulan bebas, hiburan liar dan wujudnya pusat-pusat maksiat di segenap pelusuk negara.

Akhirnya marilah kita menginsafi dan menyatakan pendirian kita secara jujurnya ISLAM adalah cara penyelesaiannya. ISLAM menjaga dan menghalang pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan. Penutupan aurat juga amat dititik beratkan. Islam telah mengariskan panduan dari awal iaitu pencegahan lebih baik daripada mengubati.

Kita mesti bangkit mengesa kerajaan agar kembali kepada Islam yang sebenar dalam mencari jalan penyelesaian bukan sekadar hanya dilihat memberikan keuntungan pada sebelah pihak sahaja memandangkan pembinaan sekolah ini pastinya menjanjikan projek kepada kroni UMNO/BN tetapi hasilnya masalah sosial tetap ditahap yang sama malah menjadi semakin kronik.

Rabu, Ogos 4

Terkini: SOFIYYATUL 'ULYAA masih di hospital-stabil

Sahabat-sahabat dan rakan taulan, perkembangan terkini baru tadi saya pergi mengziarahi Sofiyyah di hospital Tibah, Mesir. Alhmdulillah, keadaan dah mula stabil. Balutan pada tempat pembedahan tempoh hari dah dibuka.

Alhamdulillah, Sofiyyah dah mula cuba nak menggunakan mulut untuk makan dan bernafas. Permulaannya, doktor memberikan Sofiyyah menghisap puting gantung. Syukur alhamdulillah Sofiyyah dah mula bergerak aktif.

Akhir perbincangan dengan doktor, beliau mengatakan nak bawa Sofiyyah balik ke rumah tunggu Sofiyyah betul-betul sihat dan boleh makan-minum seperti kanak-kanak lain. InsyaALLAH katanya semua akan baik.Berapa hari lagi tidak boleh dijangka lagi setakat ini.

Alhamdulillah, berkat doa sahabat-sahabat dan rakan taulan anak saya semakin sihat dan semakin sembuh dari hari ke hari. Sama-sama kita teruskan doa dan munajat supaya adik Sofiyyah cepat sembuh dan dapat pulang ke pangkuan ummi-abi Sofiyyah.

Hari ini sudah hari ke-20 adik Sofiyyah di hospital. Kami pasrah redha dengan ketentuan ALLAH taala. Mungkin itu terbaik buat kami dan Sofiyyah dengan harapan menggunung semoga masa mendatang Sofiyyah akan sihat seperti kanak-kanak lain dan akan menjadi mujahidah ISLAM satu masa nanti.

Buat teman-teman yang banyak membantu, bagi sokongan kata semangat dan bantuan keewangan syukran jazilan kami ucapankan. Buat sahabat-sahabat DPM Tanta dan seluruh warga PMRAM Mesir dan tidak lupa kepada pimpinan PMRAM Pusat yang selalu bertanyakan khabar dari kami. Semoga ALLAH merahmati kalian semua.

Sebarang sumbangan untuk menampung kos pembedahan dan ubatan boleh disalurkan melalui :

Pemegang akaun: Mohd Faizol Bin Endut
No akaun: 1110629826430996
Bank: BSN
No. telefon: +20116534573
Emeil: abangpa_kusza@yahoo.com

Selasa, Ogos 3

PMRAM: Kekuatannya Adalah Ahli Yang Faham Islam

Syabas dan tahniah buat PMRAM, atas kejayaan gilang-gemilang penganjuran program mega:
Sempena Perayaan Menyambut Hari Kemerdekaan kali ke - 53 PMRAM. MEMPERSEMBAHKAN... Karnival Kenangan 80 Tahun PMRAM (KEKAL '10)


TERUSKAN USAHA KALIAN PIMPINAN PMRAM DI SEMUA PERINGKAT SEMATA-MATA UNTUK MEMASTIKAN AHLI PMRAM BERPOTENSI TINGGI BERFIKRAHKAN ISLAM YANG SEBENAR.

SEMOGA USAHA KALIAN MEMPERCEPATKAN LAGI PEMBINAAN KHALIFAH ISLAM DI MUKA BUMI INI.


BUAT SELURUH AHLI PMRAM, THABATLAH DAN ISTIQOMAHLAH KAMU BERSAMA PMRAM. SESUNGGUHNYA PMRAM ADALAH UNIVERSITI KETIGA SELEPAS UNIVERSITI AL-AZHAR AS-SYARIF DAN MASJID AL-AZHAR SEBAGAI TEMPAT MENDAPAT TARBIYYAH, SEBAGAI MEDAN DAKWAH DAN UNTUK MEMAHAMI SIASAH ISLAM(BERTHAQAFAH).

SEMOGA ALLAH TAALA MENJAGA PMRAM DAN PIMPINAN DAN MENGHANCURKAN MEREKA YANG ADA HASAD DENGKI DENGAN PMRAM..

Ahad, Ogos 1

PERINGATAN BUAT WANITA: Cara Syaitan Pengaruhi Wanita






Syaitan memiliki berbagai cara strategi dalam menggoda manusia, dan yang sering dieksploitasi sebaik-baiknya oleh mereka adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan. Syaitan tahu kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian muslimah. Berikut adalah cara bertahap:

I. Menghilangkan Definisi Hijab
Dalam tahap ini syaitan membisikkan kepada para wanita, bahawa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekadar pakaian atau gaya hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar'i, pakaian, dengan apa pun bentuk dan namanya tetap pakaian. Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai.

Berbeza halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahawa hijab adalah pakaian syar'i (identiti keIslaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekadar gaya ( fesyen ). Biarpun hidup bila saja dan di mana saja, maka hijab syar'i tetap dipertahankan.

Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka syaitan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?

Pertama, Membuka Bahagian Tangan
Telapak tangan mungkin sudah kebiasaannya terbuka, maka syaitan membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bahagian hasta (siku hingga telapak tangan). "Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan syaitan. Dan benar si wanita akhirnya memakai pakaian model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki melihatnya juga seperti biasa saja. Maka syaitan berbisik," Tu.. tidak apa-apa kan?

Kedua, Membuka Leher dan Dada
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah syaitan untuk membisikkan perkara baru lagi. "Kini buka tangan sudah menjadi lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bahagian atas dada kamu." Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekadar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak panas. Cubalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya sebahagian kecil sahaja yang terbuka.

Maka dipakailah pakaian fesyen terbaru yang terbuka bahagian leher dan dadanya dari yang fesyen setengah lingkaran hingga yang fesyen bentuk huruf "V" yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bahagian sensitif lagi dari dadanya.

Ketiga, Berpakaian Tapi Telanjang
Syaitan berbisik lagi, "Pakaian mu hanya gitu-gitu saja, yak "cool" cari fesyen atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Si wanita berfikir. "Banyak fesyen dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih sedap/cantik dipandang," syaitan memberi idea baru.

Maka tergodalah si wanita, di carilah fesyen pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparent. "Mungkin tak ada masalah, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan fesyennya saja yang agak berbeza, biar nampak lebih feminin," begitu dia menokok-nambah. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparent, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat 'ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

Keempat, Agak di Buka Sedikit
Setelah para wanita muslimah mengenakan pakaian yang ketat, maka syaitan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan idea baru yang sepertinya "cool" dan "vogue", yakni dibisiki wanita itu, "Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa tak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?" Dengan itu kamu akan lebih selesa, lebih kelihatan lincah dan energik." Lalu dicubalah idea baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai dari bahagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih selesa dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik kenderaan. "Yah.... tersingkap sedikit tak apa-apa lah, yang penting enjoy," katanya.

Inilah tahapan awal syaitan merosak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya fesyen, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeza dengan hijab syar'i yang sebenarnya. Maka kini mulailah syaitan pada tahap berikutnya.

II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit
Kini syaitan melangkah lagi, dengan tipu daya lain yang lebih "power", tujuannya agar para wanita menampakkan bahagian aurat tubuhnya.

Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit
Syaitan Berbisik kepada para wanita, "Baju panjang benar-benar tidak selesa, kalau hanya dengan membelah sedikit bahagiannya masih kurang leluasa, lebih elok kalau dipotong sahaja hingga atas mata kaki." Ini baru agak longgar. "Oh...... ada yang yang terlupa, kalau kamu pakai baju sedemikian, maka jilbab yang besar tidak sepadan lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan sepadan, ala....... orang tetap menamakannya dengan jilbab."

Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini terburu-buru mencari fesyen pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan kasut tumit tinggi, yang kalau untuk berjalan, dapat menarik perhatian orang.

Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang yang melihat juga tidak begitu ambil peduli. Maka syaitan kembali berbisik, "Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak ada reaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cubalah kamu cari fesyen lain yang lebih menarik, bukankah kini banyak skirt separuh betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu terdedah, hanya terlihat kira-kira sepuluh centimetre saja." Nanti kalau sudah biasa, baru kamu cari fesyen baru yang terbuka hingga separuh betis."

Benar-benar bisikan syaitan dan hawa nafsu telah menjadi penasihat peribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan syaitan dalam jiwanya dia turutkan. Maka terbiasalah dia memakai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.

Ketiga, Terbuka Seluruh Betis
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syaitan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang si wanita berfikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun bisikan syaitan dan hawa nafsu menyahut, "Ah jelas tidak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak lelaki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka iaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya."

Tetapi? apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki," bersungut. "Fitnah? Ah...... itu kan zaman dulu, di masa itu kaum lelaki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeza, kini kaum lelaki kalau melihat bahagian tubuh wanita yang terbuka, malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini bererti sudah tidak ada lagi fitnah, kerana sama- sama suka? Lihat saja fesyen pakaian di sana-sini, dari yang di pasar malam hingga yang berjenama di pusat membeli belah, semuanya memperagakan fesyen yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikutinya, akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman."

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis akhirnya menjadi kebiasaan, apalagi ramai yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempersoalkannya. Kini tibalah saatnya syaitan melancarkan tahap terakhir dari tipu dayannya untuk melucuti hijab wanita.


III. Serba Mini
Setelah pakaian yang menampakkan betis menjadi pakaian sehari- harian dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan syaitan yang lain. "Pakaian memerlukan variasi, jangan yang itu-itu saja, sekarang ini fesyen skirt mini, dan agar sepadan, rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah."

Maka akhirnya skirt mini yang menampakkan bahagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bahagian dada sekaligus bahagian punggungnya dan berbagai fesyen lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian untuk berpesta, bersosial, pakaian kerja, pakaian rasmi, pakaian malam, petang, musim panas, musim sejuk dan lain-lain, tak ketinggalan seluar pendek separuh paha pun dia miliki, fesyen dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicuba. Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh syaitan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul idea untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bahagian paling ketara saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan "bikini". Kerana semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na'udzubillah bisikan syaitan berhasil, tujuannya tercapai, "Menelanjangi Kaum Wanita."

Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan lelaki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu" Syaitan tak ingin ambil risiko.

Penutup
Demikian halus, cara yang digunakan syaitan, sehingga manusia terjerumus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larutan, kerana kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sakan menjadi sukar bagi kita untuk mengatasinya. Membiarkan mereka membuka aurat bererti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyengsarakan, baik di dunia mahupun di akhirat.

Sumber: Web PMRAM

Idea dan buah fikiran: Kitab "At ta'ari asy syaithani", Adnan ath-Thursyah